Untuk Apa
Jangan lagi berkata tentang halaman itu
Jangan lagi kau petik ceerita lalu
Bagiku itu adalah hitam putih dalam hidupku
Yang tak perlu kau ungkit lagi
Biarkanlah Aku untuk melihat mentari
Dimana ia yang mampu menggantikan sedihku dengan tawa
Gelapku dengan Cahaya
Untuk apa
Untuk apa kau bertanya mengapa?
Dengarlah itu hanya piano tua yang tak lagi bernada
Hampa tak bersuara
Seperti sebuah harapan yang tak mungkin terisi
Karena kosongnya ruang
Yang takkan lagi dapat ditempati
Karena janji yang tak tergapai lagi jemariku
Untuk apa lagi
Mengingatnya
Biarkanlah jejaknya pergi
Pudar dalam masa
Ku tak kuasa lagi
Untuk menghadapinya..
0 Response to "Untuk Apa"
Post a Comment